dendeng batokok

Lezatnya Berbuka Puasa dengan Dendeng Batokok

Kita semua pasti sudah mengetahui bahwa masakan khas Minang, Sumatera Barat telah mendunia. Seperti rendang yang sempat dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia.

Namun, tak hanya rendang, masakan Minang juga memiliki penganan daging yang begitu difavoritkan yakni dendeng batokok. Dendeng batokok sebenarnya hampir mirip dengan dendeng balado, namun bedanya terletak pada pengolahan dagingnya.

Bila pada dendeng balado irisan tipis dan lebar daging sapinya dikeringkan lalu digoreng kering, sementara dendeng batokok, setelah diiris tipis melebar, dagingnya kemudian dipukul-pukul atau di ‘tokok’ dengan batu cobek, agar lembut.

Nah, pada Ramadan kali ini, penganan satu ini menjadi favorit banyak orang, khususnya untuk berbuka puasa. Seperti yang terlihat di salah satu stand bazaar Ramadan Masjid Pondok Indah.

Stand bernama ‘Dendeng Mama Nung’ ini menjual dendeng batokok yang cukup berbeda dari biasanya. Jika dendeng batokok kebanyakan menggunakan cabai hijau yang diiris kasar, di sini dendeng menggunakan cabai merah besar yang diiris kasar.

“Yang sering ditemui sama orang biasanya yang dendeng balado kering, kalau ini, cabainya seperti cabai dendeng balado, tapi dimasaknya dengan cara dendeng batokok,” ujar Nur Hasni, pemilik usaha ‘Dendeng Mama Nung’ saat suara.com temui.

Tak terasa Adzan Magrib pun berkumandang di tengah perbincangan kami. Sesaat saya pun mencoba dendeng batokok disajikan dengan nasi hangat dan sayur bayam bening.

Jika mau, disediakan juga daun singkong rebus. Ya, hidangan ini rasanya sulit membuat saya berpaling.

Rasa dendeng batokok satu ini memang begitu lezat. Tak hanya pedasnya yang pas, dagingnya yang lembut seakan menyerap semua bumbu sehingga saat dimakan begitu menggoda selera.

Apalagi, kata dia, dendeng ini dimasak memakai kuah kaldu daging bekas rebusan daging sapi yang digunakan, sehingga tampilannya lebih berkuah dari dendeng batokok kebanyakan.

“Ini sudah resep turun temurun dari dulu. Yang paling penting, meski baladonya bertekstur kasar, kita selalu saring biji cabainya, supaya tidak masuk ke masakan. Selain biar tidak mengganggu, gak serem juga orang makannya,” tambahnya.

Untuk satu potong dendeng, ‘Dendeng Mama Nung’ menjual dengan harga Rp14 ribu. Selain dendeng batokok, ada pula rendang dan ayam panggang khas Minang yang dijual di bazaar ini. Sementara di hari biasa, ‘Dendeng Mama Nung’ memanfaatkan sosial media, seperti instagram, yakni @dendengmamanung untuk berjualan. Bisa pesan perkilo atau ‘request’ pedas juga loh! sumber : SuaraCom

Related Posts

Leave a Reply